Potensi pengembangan pariwisata di pesisir dan pulau-pulau kecil Kepulauan Aru tergolong sangat beragam, terutama di wilayah Kecamatan Aru Utara dan Kecamatan Aru Selatan. Beberapa potensi tersebut diantaranya adalah wisata bahari berupa snorkelling, diving, fishing, surfing, sailing, wisata pesisir, serta wisata alam (ekowisata), yaitu berupa menikmati pemandangan (viewing) dan hiking. Lokasi-lokasi yang potensial untuk dikembangkan sebagai lokasi wisata adalah Pulau Baun, Cagar Alam Laut di sekitar Pulau Enu, Pulau Penambulai, Kawasan Hutan Mangrove, serta pulau-pulau kecil yang tersebar di Kepulauan Aru bagian timur yang memiliki panorama alam khususnya laut yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sasaran yang hendak dicapai dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Kepulauan Aru adalah meningkatnya kemampuan sumberdaya manusia dalam pengelolaan sarana pariwisata. Objek wisata di Kabupaten Kepulauan Aru terbagi kedalam tiga jenis objek wisata yaitu : - Objek Wisata Alam - Objek Wisata Budaya - Objek Wisata Daya Tarik Buatan
Objek dan Daya Tarik Wisata Alam
No | Objek | Lokasi | Potensi Wisata | Ketersedian Moda Transportasi |
|
1 | Wisata Alam Bahari
| Pulau Enu (Kec. Aru Selatan Timur)
| Tempat bertelur penyu, aktivitas wisata bahari : swimming, fishing, snorkel, diving, riset bawah laut, fotografi bawah laut.
| Menggunakan speed boat dengan waktu tempuh 8 jam
| |
|
|
|
2 | Wisata Alam Hutan
| Pulau Baun (Kec. Aru Tengah)
| Kawasan suaka margasatwa seluas 13.000 ha, penelitian flora dan fauna, mata air, dan komunitas burung cendrawasih
| Menggunakan speed boat dengan waktu tempuh 6 jam dari Kota Dobo
|
|
|
|
|
|
3 | Pantai Rar Gwamar
| Desa Rar Gwamar, Pulau Wamar (Kec. PP Aru)
| Pantai dengan hamparan pasir putih halus dan tanaman anggrek merah
| Menggunakan angkutan darat sekitar 30 menit dari Kota Dobo
|
|
|
|
4 | Pulau Babi
| Pulau Babi (Kec. PP.Aru)
| Riset bawah laut, fotografi bawah laut. Termasuk dalam kawasan segitiga bahari (pantai Gwamar, Pulau Merang dan Pulau Babi)
| Menggunakan angkutan laut karena pulaunya terpisah dari Dobo
|
|
|
|
|
5 | Pulau Merang
| Pulau Merang (Kec. PP.Aru)
| Riset bawah laut, fotografi bawah laut. Termasuk dalam kawasan segitiga bahari (pantai Gwamar, Pulau Merang dan Pulau Babi)
| Menggunakan angkutan laut karena pulaunya terpisah dari Dobo, bisa melalui pantai Gwamar menggunakan speed boat dengan jarak tempuh 15 menit
|
|
|
|
|
|
6 | Pulau Wasir
| Pulau Wasir (Kec. PP.Aru)
| Riset bawah laut, fotografi bawah laut
| Menggunakan kapal laut atau speed boat dari Dobo
|
|
|
|
7 | Tanjung Fatujuring
| Tanjung Fatujuring (Kec.Aru Tengah)
| Riset bawah laut (coral dan ikan), fotografi bawah laut
| Menggunakan kapal laut atau speed boat dari Dobo dengan waktu tempuh 3-4 jam
|
|
|
|
|
8 | Pantai Durjela
| Kampung Durjela (Kec. PP.Aru)
| Panorama dan hamparan pasir putih
| Menggunakan angkutan darat dari Kota Dobo
|
|
|
|
9 | Pulau Toba
| Pulau Toba (Kec. Aru Utara)
| Riset bawah laut (coral dan ikan), fotografi bawah laut dan budidaya mutiara
| Menggunakan angkutan laut atau kapal carteran
|
|
|
10 | Air Terjun Slipur
| Desa Ngaibor (Kec. Aru Selatan)
| Air terjun yang tidak pernah kering meskipun musim kemarau
| Menggunakan kapal atau speed boat carteran karena pulaunya terpisah dari Dobo
|
|
|
|
11 | Gua Lem Dubu
| Kampung Papakula (Kec. Aru Tengah)
| Gua yang terletak di tepi sungai Manumbai, di dalam gua terdapat batu marmer yang biasa digunakan masyarakat setempat sebagai tempat acara ritual
| Belum tersedia angkutan laut reguler, menuju lokasi menggunakan kapal atau speed boat carteran
|
|
|
|
|
Objek dan Daya Tarik Wisata Budaya Material
No | Objek | Lokasi | Potensi Wisata | Ketersedian Moda Transportasi |
|
1 | Kampung Mesiang
| Pulau Workai (Kec. Aru Tengah Selatan)
| Kampung nelayan karena mayoritas ekonominya sebagai nelayan, secara umum bentuk tata ruangnya kampong ini berbeda dengan kampong nelayan pada umumnya. Jumlah penduduk tidak kurang dari 800 jiwa. Banyak peninggalan budaya berupa barang pecah belah (keramik), rumah tua yang disebut sebagai rumah adat Kampung Mesiang, terdapat gong, piring kuno dan gading gajah. Masih terdapat budaya living culture yang masih bertahan sampai saat ini.
| Menuju lokasi satu-satunya dengan angkutan laut, ada juga angkutan milik masyarakat dari Dobo ke Mesiang
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 | Kampung Longgar dan Apara
| Pulau Workai (Kec. Aru Tengah Selatan)
| Longgar dan Apara merupakan 2 kampung yang basis ekonominya adalah sebagai nelayan. Banyak peninggalan budaya berupa keramik kuno, rumah tua, gong, piring kuno dan gading gajah yang bila dilihat usia dari benda-benda tersebut peninggalan dari ratusan tahun lalu
| Menggunakan angkutan laut dari Dobo, atau naik angkutan laut milik masyarakat dengan rute Dobo ke Mesiang dan Longgar Apara
|
|
|
|
|
|
|
3 | Kampung Durjela
| Desa Durjela (Kec. PP.Aru)
| Batu dua yang terletak di pantai menjorok ke laut di Desa Durjela, Fat bijaron, Sumur tua yang terletak di dalam kawasan hutan di Desa Durjela, Batu meja terletak di pinggir pantai menjorok ke laut, Gunung Sembilan, dan Rumah raja
| Menggunakan angkutan darat, bisa menggunakan angkutan umum dari Kota Dobo
|
|
|
|
|
|
4 | Kampung Wangel
| Desa Wangel (Kec. PP.Aru)
| Batu kora. Batu yang terletak di pantai menjorok ke laut, ditumbuhi oleh pohon yang setiap hari dikerumuni burung-burung. Daerah ini dulu dijadikan tempat perlawanan terhadap penjajah, Kuburan tua, Meja marmer, kerangka bijarum, dan Batu Wangel
| Melalui jalur darat dengan menggunakan angkutan umum dari Kota Dobo
|
|
|
|
|
|
5 | Kampung Wokam
| Desa Wokam (Kec. PP.Aru)
| Tempat gereja tua, Buku tembaga, Krom belanda
|
|
|
|
6 | Benteng Kotalama
| Dusun Kotalama, Pulau Wokam (Kec. PP.Aru)
| Benteng Portugis. Benteng tua, besar, dan kokoh peninggalan pada masa perjuangan, ada Sumur tua, dan Sel tua
| Menggunkan angkutan laut, cukup mudah dari Kota Dobo
|
|
|
|
|
7 | Kampung Waifual
| Desa Waifual, Pulau Kola (Kec.Aru Utara)
| Terdapat kampung tua yaitu kampung adat Aru dan Al Quran tua
| Menggunakan angkutan laut, cukup mudah dari Kota Dobo
|
|
|
|
|
8 | Kampung Langhalau
| Desa Langhalau, Pulau Kola (Kec. Aru Utara)
| Kampung bersejarah dan terdapat tempat penyimpanan sirih yang usianya sudah cukup tua
| Menggunakan angkutan laut, cukup mudah dari Kota Dobo
|
|
|
|
|
9 | Kampung Kolamar
| Desa Kolamar, Pulau Kola (Kec.Aru Utara)
| Kampung bersejarah dan terdapat guci serta piring-piring tua peninggalan dari masa lalu
| Menggunakan angkutan laut, cukup mudah dari Kota Dobo
|
|
|
|
|
10 | Kampung Ujir
| Desa Ujir, Pulau Ujir (Kec.PP.Aru)
| Kampung islam pertama yang ada di Kepulauan Aru, terdapat Al Quran tua dan meriam serta rumah tua
| Menggunakan angkutan laut, cukup mudah dari Kota Dobo
|
|
|
|
|
11 | Kampung Nafar
| Desa Nafar, Pulau Wokam (Kec.PP.Aru)
| Kampung bersejarah dan Guci tua beranak
| Menggunakan angkutan laut, cukup mudah dari Kota Dobo
|
|
|
12 | Kampung Maekor
| Desa Maekor, Pulau Maekor (Kec.Aru Tengah)
| Kampung bersejarah, ada ular emas yang diyakini dapat hidup, dan terdapat sumur tua
| Cukup mudah dari Kota Dobo, menggunakan kapal carteran
|
|
|
|
13 | Kampung Benjuring
| Desa Benjuring, Pulau Aduar (Kec. Aru Utara)
| Daerah yang terkenal sebagai pengrajin tanah liat yang dilakukan dengan tekun oleh para wanita setempat, serta terdapat tari-tarian tradisional.
| Cukup mudah dari Kota Dobo, menggunakan kapal carteran dengan waktu tempuh 3-4 jam dari Koata Dobo
|
|
|
|
|
14 | Desa Samang
| Desa Samang, Pulau Wokam (Kec.PP.Aru)
| Kampung bersejarah dengan banyaknya peninggalan jaman dahulu masih dapat ditemui di desa ini seperti gong mas, tongkat mas, samurai, dan meja marmer
| Tidak terlalu sulit hanya menggunakan angkutan laut dari Kota Dobo dengan waktu tempuh sekitar 30 menit
|
|
|
|
|
Objek dan Daya Tarik Wisata Budaya Non - Material
No | Objek | Lokasi | Potensi Wisata | Ketersedian Moda Transportasi |
|
1 | Bakar Alang-Alang
| Desa batu Goyang dan Desa Popjetur
| Pesta yang berisikan tari-tarian dan ritual memohon lepada sang pencipta dan para leluhur agar diberi hasil panen yang baik. Di dalam ritual ini ada yang unik yaitu kaum pria dan wanita dilarang mandi dan menahan dari segala godaan. Pesta ini hanya diselenggarakan dalam periode 2 tahun sekali dan hanya di dua tempat saja yaitu Desa Batugoyang dan Desa Popjetur
| Menggunakan angkutan laut/kapal carteran/speed boat dari Kota Dobo. Untuk menuju Desa Batugoyang waktu yang ditempuh sekitar 6 jam, sedangkan ke Desa Popjetur memerlukan waktu ± 3 jam dari Kota Dobo. Untuk mencapai Desa popjetur harus berjalan kaki dari Desa Ngaibor dengan waktu tempuh ± 1 jam.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 | Pembukaan Sasi
| Desa Longgar-Apara, Borimun, Karei, dll
| Upacara buka sasi melukiskan kegembiraan penduduk karena penantian beberapa tahun hasil laut masyarakat dijaga oleh leluhur. Setelah tenggang waktu 1-5 tahun masyarakat berduyun-duyun khususnya para lelaki mengambil hasil panennya. Ritual ini hanya diselenggarakan diperiode tertentu saja seperti pada saat musim panen tiba
| Menggunakan angkutan laut dari Kota Dobo berupa kapal carteran atau speed boat, karen Belem tersedianya kapal reguler untuk menuju ke beberapa tempat tersebut
|
|
|
|
|
|
|
|
3 | Lomba Kora-Kora
| Kepulauan Aru
| Perlombaan yang lebih menonjolkan adu fisik dan ketangkasan dari para peserta. Sarana yang digunakan untuk berlomba menggunakan perahu.
|
|
|
|
|
|
|
4 | Perayaan Ulang Tahun Kabupaten Kepulauan Aru
| Kabupaten Kepulauan Aru
| Kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun kabupaten Kepulauan Aru yang diperingati setiap tanggal 7 januari. Acara dilakukan setelah acara HUT Kabupaten Kepulauan Aru berisikan diantanya ada yang disebut dengan acara maka patita, yaitu sejenis makanan khas tradisonal yang disiapkan oleh 18 etnis yang berada di Kepulauan Aru, acara maka patita dilakukan antara pemerintah daerah dengan masyarakat.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 | Upacara Adat Perkawinan
| Kabupaten Kepulauan Aru
| Tradisi penyelenggaraan upacara perkawinan adat masyarakat Kepulauan Aru yang proses upacaranya berbeda dengan proses upacara perkawinan pada umumnya. Ada beberapa proses tahap upacara perkawinannya
|
|
|
|
|
|
|
6 | Tari Berburu Rusa
| Kabupaten Kepulauan Aru
| Tari berburu rusa yang ditarikan oleh 12 orang penari dengan gaya tari klasik daerah Aru menggunakan pana-pana, alat yang biasa digunakan untuk berburu di hutan. Tari berburu rusa ini menunjukan ketangkasan dalam memanah buruan, ada juga bagaimana gaya dalam memakai alat berburu, dan akhir dari tarian ini ditutup dengan sembah sebagai wujud syukur atas apa yang diperoleh dalam berburu
|
|
|
No comments:
Post a Comment