WELCOME

INI ADALAH BLOG BAGI SEMUA KALANGAN YANG MENCINTAI KEINDAHAN WILAYAH PESISIR DAN LAUTAN SEMOGA BERMANFAAT BUAT SEMUANYA.....MERDEKA...!!!!

Sunday, May 29, 2011

Terumbu Karang

Terumbu karang di laut akan memberikan gambaran dan foto-foto terumbu karang yang ada di Indonesia. Untuk lebih lengkap dapat dengan klik Terumbu – Halaman 1 dan Terumbu – Halaman 2 atau dari daftar isi halaman di kolom kiri.
Terumbu karang
Terumbu karang
Apakah terumbu karang?
Terumbu Karang adalah bangunan ribuan karang yang menjadi tempat hidup berbagai ikan dan makhluk laut lainnya. Bayangkanlah terumbu karang sebagai sebuah kota yang sangat sibuk, bangunannya terdiri dari karang-karang, dengan ikan-ikan dan makhluk laut sebagai penghuninya.
Apakah karang itu?
Karang yang hidup di laut, tampak terlihat seperti batuan atau tanaman. Tetapi mereka sebenarnya adalah sekumpulan hewan-hewan kecil yang dinamakan polip. Ada dua macam karang, yaitu karang batu (hard corals) dan karang lunak (soft corals). Karang batu merupakan karang pembentuk terumbu karena tubuhnya yang keras seperti batu. Kerangkanya terbuat dari kalsium karbonat atau zat kapur. Karang baru bekerja sama dengan alga yang disebut zooxanthellae. Karang batu hanya hidup di perairan dangkal dimana sinar matahari masih didapatkan. Karang lunak bentuknya seperti tanaman dan tidak bekerja sama dengan alga. Karang lunak dapat hidup baik di perairan dangkal maupun di perairan dalam yang gelap.
Apakah polip itu?
Polip karang bentuknya seperti sebuah karung dan memiliki tangan-tangan yang dinamakan tentakel. Polip menyerap kalsium karbonat dari air laut untuk membangun rangka luar zat kapur yang dapat melindungi tubuh polip yang sangat lembut. 
  
Bagaimanakah cara karang makan ?
Pada tentakel polip terdapat racun yang digunakan untuk menangkap berbagai jenis hewan dan tumbuhan laut yang sangat kecil atau disebut plankton sebagai makanan tambahannya. Tentakel karang terbuka pada malam hari dan digunakan untuk menangkap plankton yang melayang-layang terbawa arus. Karang batu mendapatkan makanan dari zooxanthellae.
 
Apakah zooxanthellae itu ?
Zooxanthellae adalah alga ber-sel satu yang hidup di dalam jaringan tubuh karang batu. Zooxanthelae dan karang memiliki hubungan simbiosis yang saling menguntungkan. Zooxanthellae menyediakan makanan untuk polip karang melalui  proses memasak yang disebut fotosintesis, sedangkan polip karang menyediakan tempat tinggal yang aman dan terlindung untuk zooxanthellae
 
Bagaimana Karang berkembang biak?
Karang berkembang baik secara sexual dan asexual. Sexual reproduction terjadi saat sel telur dan sperma dikeluarkan oleh karang ke kolom perairan. Sel telur dan sperma dari jenis yang sama kemudian bergabung menghasilkan larva planula. Planula akan tumbuh sebagai polip karang. Asexual reproduction terjadi saat planula tumbuh menjadi polip karang kemudian membelah memperbanyak diri.
 
Berapa lama waktu yang dibutuhkan karang untuk tumbuh?
Selama satu tahun rata-rata karang hanya dapat menghasilkan batu karang setinggi 1 cm saja. Jadi selama 100 tahun karang batu itu hanya tumbuh 100 cm. Kalau begitu, jika karang yang tingginya 5 meter dirusak, diperlukan 500 tahun agar kembali seperti semula. Bayangkan….betapa lamanya !!!
 
Kalau begitu, berapa umur sebuah Terumbu Karang ?
Terumbu karang termasuk ekosistem yang paling tua di bumi ini. Tahap pertama evolusi terumbu karang terjadi kira-kira 500 juta tahun yang lalu. Terumbu karang modern ada sejak lebih dari 50 juta tahun yang lalu. Waktu yang dibutuhkan terumbu karang untuk tumbuh adalah antara 5000 sampai 10.000 tahun . Jadi terumbu yang kita lihat sekarang ini telah berumur lebih dari 10.000!
Mengapa terumbu karang sangat penting artinya?
Terumbu karang memberikan manfaat yang luar biasa kepada bumi dan seisinya. Manfaat terumbu karang bagi manusia adalah :
  • Pelindung pantai dari hempasan ombak
  • Tempat asuhan dan berkembang biak bagi ikan, dan m enyediakan makanan, tempat tinggal, dan perlindungan bagi makhluk laut
  • Menyediakan sumber protein bagi masyarakat
  • Menyediakan lapangan kerja melalui perikanan dan pariwisa
  • Sebagai salah satu sumber obat-obatan untuk berbagai macam penyakit 
Hal-hal apa saja yang dapat merusak Terumbu Karang?
Terumbu karang adalah ekosistem yang rentan dan mudah rusak. Terumbu karang dapat rusak oleh beberapa proses antara lain: pengendapan, pencemaran, penagkapan ikan yang merusak, sampah, gempa, bintang laut pemangsa karang yang disebut bulu seribu
Apa yang dapat dilakukan untuk membantu melestarikan Terumbu Karang? 
  • Jangan membeli souvenir atau barang-barang yang terbuat dari karang atau makhluk laut lainnya seperti karang yang dikeringkan, ikan buntal yang diawetkan, kerang-kerang besar, dll
  • Jangan menyentuh, berdiri di atas karang, atau mengumpulkan karang ketika sedang bermain di laut atau snorkeling
  • Jika anda adalah seorang penyelam, perhatikan gerakan fin, tabung, dan alat selam lainnya, jangan sampai membentur karang
  • Jika anda memiliki akuarium air laut, pastikan ada membeli ikan-ikan yang tidak ditangkap dengan menggunakan racun
  • Terdapat bukti-bukti bahwa di dalam terumbu karang terkandung bahan-bahan untuk obat-obatan
  • Bergabunglah dengan badan pelestarian lingkungan laut.
Terumbu karang perairan Alor, Nusa Tenggara Timur
Terumbu karang perairan Alor, Nusa Tenggara Timur
Terumbu karang
Terumbu karang
Terumbu karang
Terumbu karang
Terumbu karang Batu Putih Sungailiat Kabupaten Bangka
Terumbu karang Batu Putih Sungailiat Kabupaten Bangka
Terumbu karang dalam aquarium, Kalipuro, Banyuwangi
Terumbu karang dalam aquarium, Kalipuro, Banyuwangi
Terumbu karang mati di pantai Watu, Kalipuro, Banyuwangi
Terumbu karang mati di pantai Watu, Kalipuro, Banyuwangi







Terumbu karang
Terumbu karang
coelenterata
coelenterata
Terumbu karang
Terumbu karang


Pulau Bunaken
Taman laut Bunaken dilihat dari dalam perahu katamaran
Taman laut Bunaken dilihat dari dalam perahu katamaran
Bunaken adalah sebuah pulau seluas 8,08 km² di Teluk Manado, yang terletak di utara pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau ini merupakan bagian dari kota Manado, ibu kota provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Pulau Bunaken dapat di tempuh dengan kapal cepat (speed boat) atau kapal sewaan dengan perjalanan sekitar 30 menit dari pelabuhan kota Manado. Di sekitar pulau Bunaken terdapat taman laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bunaken. Taman laut ini memiliki biodiversitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia. Selam scuba menarik banyak pengunjung ke pulau ini. Secara keseluruhan taman laut Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektar dengan lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen. Meskipun meliputi area 75.265 hektar, lokasi penyelaman (diving) hanya terbatas di masing-masing pantai yang mengelilingi kelima pulau itu.
Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut.
Sebagian besar dari 12 titik penyelaman di Pulau Bunaken berjajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut pulau tersebut. Di wilayah inilah terdapat underwater great walls, yang disebut juga hanging walls, atau dinding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dinding karang ini juga menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Bunaken.
Terumbu karang
Terumbu karang
Terumbu karang dan ikan di Batu Putih Sungailiat Kabupaten Bangka
Terumbu karang dan ikan di Batu Putih Sungailiat Kabupaten Bangka
Budidaya rumput laut (seaweed) di pantai Tanjung Kerasak dan pantai Tanjung Kemirai, Kabupaten Bangka Selatan (2007)
Budidaya rumput laut (seaweed) di pantai Tanjung Kerasak dan pantai Tanjung Kemirai, Kabupaten Bangka Selatan (2007)
Terumbu karang rusak di Kabupaten Bangka Selatan (2007)
Terumbu karang rusak di Kabupaten Bangka Selatan (2007)
Softcoral yang masih bertahan dan baru tumbuh di Tanjung Kerasak, Kabupaten Bangka Selatan (Januari 2009)
Softcoral yang masih bertahan dan baru tumbuh di Tanjung Kerasak, Kabupaten Bangka Selatan (Januari 2009)
Bulu Babi (Diadema sp.) pada terumbu karang (coral reef) yang rusak, tertutup sedimen, di Pulau Panjang (Maret 2009)
Bulu Babi (Diadema sp.) pada terumbu karang (coral reef) yang rusak, tertutup sedimen, di Pulau Panjang (Maret 2009)
Tridacna pada ekosistem terumbu karang Pulau Ketawai, Bangka (Feb 2009)
Tridacna pada ekosistem terumbu karang Pulau Ketawai, Bangka (Feb 2009)
Bubu nelayan untuk menangkap ikan di sekitar terumbu karang Pulau Gusung Asam, Bangka (Feb 2009)
Bubu nelayan untuk menangkap ikan di sekitar terumbu karang Pulau Gusung Asam, Bangka (Feb 2009)
Ikan Amphiprion dan anemone pada terumbu karang di Pulau Gusung Asam, Bangka (Feb 2009)
Ikan Amphiprion dan anemone pada terumbu karang di Pulau Gusung Asam, Bangka (Feb 2009)
Bulu babi (Diadema sp.) pada ekosistem terumbu karang (coral reef) Pulau Ketawai, Bangka (Feb 2009)
Bulu babi (Diadema sp.) pada ekosistem terumbu karang (coral reef) Pulau Ketawai, Bangka (Feb 2009)
Rumput laut (seaweed) di timur Pulau Ketawai, Bangka (Feb 2009)
Rumput laut (seaweed) di timur Pulau Ketawai, Bangka (Feb 2009)
Terumbu karang (coral reef) di Pulau Ketawai, Bangka (Feb 2009)
Terumbu karang (coral reef) di Pulau Ketawai, Bangka (Feb 2009)
Karang yang terkena wabah pemutihan karang, tampak pada lingkaran merah (yang masih sehat berwarna coklat sedangkan yang sakit dan telah mati berwarna putih)
Karang yang terkena wabah pemutihan karang, tampak pada lingkaran merah (yang masih sehat berwarna coklat sedangkan yang sakit dan telah mati berwarna putih)
Perairan yang karangnya sakit (berwarna keputihan berendir), tampak lendir-lendir putih beterbangan ketika arus laut kuat dan air laut menjadi terasa sedikit gatal, Bangka (Feb 2009)
Perairan yang karangnya sakit (berwarna keputihan berendir), tampak lendir-lendir putih beterbangan ketika arus laut kuat dan air laut menjadi terasa sedikit gatal, Bangka (Feb 2009)
Mahkota berduri (Acanthaster plancii) yang merupakan predator bagi karang di Pantai Tanjung Tinggi Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Des 2008)
Mahkota berduri (Acanthaster plancii) yang merupakan predator bagi karang di Pantai Tanjung Tinggi Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Des 2008)

Terumbu – Halaman 2

Terumbu Karang mempunyai berbagai definisi berdasarkan ahli yang menggunakannya. Bagi ahli geologi terumbu karang merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam laut, atau disebut singkat dengan terumbu. Bagi ahli biologi terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitas karang. Sebagai jalan tengahnya dicarikan definisi netral yang dapat digunakan oleh semua orang. Definisi terumbu karang yang netral adalah struktur fisik yang berasal dari sedimentasi biogenik kalsium karbonat di dalam laut.
Istilah ‘terumbu karang’ sering dikacaukan penggunaannya dengan ‘karang’. Karang adalah kelompok hewan dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kapur sebagai pembentuk utama terumbu. Terumbu adalah batuan sedimen kapur di laut, yang juga meliputi karang hidup dan karang mati yang menempel pada batuan kapur tersebut. Sedimentasi kapur di terumbu dapat berasal dari karang maupun dari algae. Secara fisik terumbu karang adalah terumbu yang terbentuk dari kapur yang dihasilkan oleh karang. Di Indonesia semua terumbu berasal dari kapur yang sebagian besar dihasilkan karang. Kerangka karang mengalami erosi dan terakumulasi menempel di dasar terumbu.
Dalam banyak publikasi internasional ‘terumbu karang’ sering juga disebut secara singkat dengan ‘terumbu’ saja karena keduanya sama artinya, misalnya ‘ikan terumbu karang’ disebut sebagai ‘ikan terumbu’. Di Indonesia, sebagian penulis menggunakan istilah ‘ikan karang’ yang tidak dikenal secara internasional dan salah. Jenis-jenis karang meliputi: Acropora spp, Porites spp., Favia spp. dan seterusnya. Jenis-jenis terumbu atau terumbu karang meliputi atoll, terumbu penghalang, dan terumbu tepi.
Di dalam terumbu karang, karang adalah insinyur ekosistemnya. Sebagai hewan yang menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya,karang merupakan komponen yang terpenting dari ekosistem tersebut. Baik buruknya kondisi suatu ekossistem terumbu karang dilihat dari komunitas karangnya. Kehadiran karang di terumbu akan diikuti oleh kahadiran ratusan biota lainnya (ikan, invertebrata, algae), sebaliknya hilangnya karang akan diikuti oleh perginya ratusan biota penghuni terumbu karang. Disamping menghasilkan sedimen kapur pembentuk terumbu, karang juga meningkatkan kompleksitas dan produktivitas ekosistem. Karang kadangkala disebut juga sebagai karang batu (karang yang keras seperti batu) atau karang terumbu (karang yang menghasilkan kapur pembentuk terumbu). Hal ini untuk membedakannya dengan karang lunak. Jika istilah karang digunakan secara sendiri maka itu mengacu pada karang batu atau karang terumbu, bukan karang lunak. Karang mendapatkan makanan sebagian besar (>70%)dari algae zooxanthellae yang terdapat di dalam tubuhnya sedangkan sisanya ia dapat memakan plankton atau bahkan sedimen.
Terumbu karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut utama, disamping hutan mangrove dan padang lamun. Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada didalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya. Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia (Walters, 1994 dalam Suharsono, 1998).
Indonesia merupakan tempat bagi sekitar 1/8 dari terumbu karang Dunia (Cesar 1997) dan merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman biota perairan dibanding dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi. Menurut Cesar (1997) estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung.
Manfaat dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah pemanfaatan sumber daya ikan, batu karang, pariwisata, penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya. Sedangkan yang termasuk dalam pemanfaatan tidak langsung adalah seperti fungsi terumbu karang sebagai penahan abrasi pantai, keanekaragaman hayati dan lain sebagainya.

Biologi Karang

Pada ekosistem terumbu karang, karang batu mempunyai arsitektur yang mengagumkan yang menyediakan banyak habitat bagi ribuan penghuni ekosistem terumbu karang yang lainnya, misalnya ikan, algae, dan invertebrata. Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip. Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni (Sorokin, 1993). Berdasarkan kepada kemampuan memproduksi kapur maka karang dibedakan menjadi dua kelompok yaitu karang hermatipik dan karang ahermatipik. Karang hermatifik adalah karang yang dapat membentuk bangunan karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya ditemukan didaerah Tropis. Karang ahermatipik tidak menghasilkan terumbu dan ini merupakan kelompok yang tersebar luas diseluruh dunia. Perbedaan utama karang Hermatipik dan karang ahermatipik adalah adanya Simbiosis mutualisme antara karang hermatipik dengan zooxanthellae, yaitu sejenis algae Uniselular (Dinoflagellata unisular), seperti Gymnodinium microadriatum, yang terdapat di jaringan-jaringan polip binatang karang dan melaksanakan Fotosintesis. Hasil samping dari aktivitas ini adalah endapan kalsium karbonat yang struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri ini akhirnya digunakan untuk menentukan jenis atau spesies binatang karang. Karang hermatipik mempunyai sifat yang unik yaitu perpaduan antara sifat hewan dan tumbuhan sehingga arah pertumbuhannya selalu bersifat Fototropik positif. Umumnya jenis karang ini hidup di perairan pantai /laut yang cukup dangkal dimana penetrasi cahaya matahari masih sampai ke dasar perairan tersebut. Disamping itu untuk hidup binatang karang membutuhkan suhu air yang hangat berkisar antara 25-32°C (Nybakken, 1982). Menurut Veron (1995) terumbu karang merupakan endapan massif (deposit) padat Kalsium (CaCo3) yang dihasilkan oleh karang dengan sedikit tambahan dari alga berkapur (Calcareous algae) dan organisme -organisme lain yang mensekresikan kalsium karbonat (CaCo3). Dalam proses pembentukan terumbu karang maka karang batu (Scleractina ) merupakan penyusun yang paling penting atau hewan karang pembangun terumbu (reef -building corals). Karang batu termasuk ke dalam Kelas Anthozoa yaitu anggota Filum Coelenterata yang hanya mempunyai stadium polip. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi. Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu adalah organisme laut yang efisien karena mampu tumbuh subur dalam lingkungan sedikit nutrien (oligotrofik). Menurut Sumich (1992) dan Burke et al. (2002) sebagian besar spesies karang melakukan simbiosis dengan alga simbiotik yaitu zooxanthellae yang hidup di dalam jaringannya. Dalam simbiosis, zooxanthellae menghasilkan oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh karang, sedangkan karang menghasilkan komponen inorganik berupa nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan hidup zooxanthellae. Selanjutnya Sumich (1992) menjelaskan bahwa adanya proses fotosintesa oleh alga menyebabkan bertambahnya produksi kalsium karbonat dengan menghilangkan karbon dioksida dan merangsang reaksi kimia sebagai berikut: Ca (HCO3) CaCO3 + H2CO3 H2O + CO2 Fotosintesa oleh algae yang bersimbiose membuat karang pembentuk terumbu menghasilkan deposist cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat, kira-kira 10 kali lebih cepat daripada karang yang tidak membentuk terumbu (ahermatipik) dan tidak bersimbiose dengan zooxanthellae. Veron (1995) dan Wallace (1998) mengemukakan bahwa ekosistem terumbu karang adalah unik karena umumnya hanya terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine). Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Suharsono (1999) mencatat selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3°C di atas suhu normal.

Indo-Pasifik

Regional Indo-Pasifik terbentang mulai dari Indonesia sampai ke Polinesia dan Australia lalu ke bagian barat ialah Samudera Pasifik sampai Afrika Timur. Regional ini merupakan bentangan terumbu karang yang terbesar dan terkaya dalam hal jumlah spesies karang, ikan, dan moluska.
Berdasarkan bentuk dan hubungan perbatasan tumbuhnya terumbu karang dengan daratan (land masses) terdapat tiga klasifikasi terumbu karang atau yang sampai sekarang masih secara luas dipergunakan.

Terumbu atau Reef

Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur dan Mollusca. Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu ekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batuan kapur (termasuk karang yang masuh hidup)di laut dangkal.

Karang atau Coral

Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO3. Karang adalah hewan klonal yang tersusun atas puluhan atau jutaan individu yang disebut polip. Contoh makhluk klonal yang akrab dengan kita adalah tebu atau bambu yang terdiri atas banyak ruas. Karang terdiri atas banyak polip seperti bambu terdiri atas banyak ruas tersebut.

Karang terumbu

Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik (hermatypic coral) atau karang yang menghasilkan kapur. Karang terumbu berbeda dari karang lunak yang tidak menghasilkan kapur, berbeda dengan batu karang (rock) yang merupakan batu cadas atau batuan vulkanik.

Terumbu karang

Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis­-jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis­-jenis moluska, Krustasea, Echinodermata, Polikhaeta, Porifera, dan Tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis Plankton dan jenis-jenis nekton

Jenis-jenis terumbu karang

1. Terumbu karang tepi (fringing reefs)

Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).

2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)

Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.5­2 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).

3. Terumbu karang cincin (atolls)

Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau­pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut Darwin, terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter. Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua)

4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)

Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)

Zonasi terumbu karang

Windward reef (terumbu yang menghadap angin)

Windward merupakan sisi yang menghadap arah datangnya angin. Zona ini diawali oleh reef slope atau lereng terumbu yang menghadap ke arah laut lepas. Di reef slope, kehidupan karang melimpah pada kedalaman sekitar 50 meter dan umumnya didominasi oleh karang lunak. Namun, pada kedalaman sekitar 15 meter sering terdapat teras terumbu atau reef front yang memiliki kelimpahan karang keras yang cukup tinggi dan karang tumbuh dengan subur.
Mengarah ke dataran pulau atau gosong terumbu (patch reef), di bagian atas reef front terdapat penutupan alga koralin yang cukup luas di punggungan bukit terumbu tempat pengaruh gelombang yang kuat. Daerah ini disebut sebagai pematang alga atau algal ridge. Akhirnya zona windward diakhiri oleh rataan terumbu (reef flat) yang sangat dangkal.

Leeward reef (terumbu yang membelakangi angin)

Leeward merupakan sisi yang membelakangi arah datangnya angin. Zona ini umumnya memiliki hamparan terumbu karang yang lebih sempit daripada windward reef dan memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar. Kedalaman goba biasanya kurang dari 50 meter, namun kondisinya kurang ideal untuk pertumbuhan karang karena kombinasi faktor gelombang dan sirkulasi air yang lemah serta sedimentasi yang lebih besar.
Ikan Atherinomorus sp. bergerombol (schooling) tak jauh dari daerah lamun yang didominasi oleh Cymadocea di Pantai Tanjung Tinggi Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Des 2008)
Ikan Atherinomorus sp. bergerombol (schooling) tak jauh dari daerah lamun yang didominasi oleh Cymadocea di Pantai Tanjung Tinggi Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Des 2008)
Terumbu Karang yang tertutup mikroalga dan makroalga di Pantai Tanjung Tinggi Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Des 2008)
Terumbu Karang yang tertutup mikroalga dan makroalga di Pantai Tanjung Tinggi Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Des 2008)
Karang jenis Acropora di Pantai Tanjung Tinggi, Belitung (Des 2008)
Karang jenis Acropora di Pantai Tanjung Tinggi, Belitung (Des 2008)
Terumbu karang di Tanjung sebelah barat Pantai Tanjung Tinggi, Belitung  (Des 2008)
Terumbu karang di Tanjung sebelah barat Pantai Tanjung Tinggi, Belitung (Des 2008)
Pengukuran persen tutupan karang hidup dengan menggunakan line transek di kawasan Karang Kering Pantai Rebo Sungailiat Kabupaten Bangka (Des 2008)
Pengukuran persen tutupan karang hidup dengan menggunakan line transek di kawasan Karang Kering Pantai Rebo Sungailiat Kabupaten Bangka (Des 2008)
Karang jenis Acropora formosa (brown) di kawasan Karang Kering Pantai Rebo Sungailiat Kabupaten Bangka (Des 2008)
Karang jenis Acropora formosa (brown) di kawasan Karang Kering Pantai Rebo Sungailiat Kabupaten Bangka (Des 2008)
Karang jenis Montipora aequituberculata di kawasan Karang Kering Pantai Rebo Sungaliat Kabupaten Bangka (Des 2008)
Karang jenis Montipora aequituberculata di kawasan Karang Kering Pantai Rebo Sungaliat Kabupaten Bangka (Des 2008)
Amphiprion melanopus dan Ocellaris magnifica di kawasan terumbu karang Pantai Rebo Sungailiat Kabupaten Bangka (Des 2008)
Amphiprion melanopus dan Ocellaris magnifica di kawasan terumbu karang Pantai Rebo Sungailiat Kabupaten Bangka (Des 2008)
Featherstar (Oxycomanthus bennetti)
Featherstar (Oxycomanthus bennetti)
Karang jenis acropora tumbulate (meja) yang banyak ditemukan di daerah tubir Pantai Penusuk Bangka (Des 2008)
Karang jenis acropora tumbulate (meja) yang banyak ditemukan di daerah tubir Pantai Penusuk Bangka (Des 2008)
Salahsatu softcoral yang terdapat di Pantai Penyusuk Bangka (Des 2008)
Salahsatu softcoral yang terdapat di Pantai Penyusuk Bangka (Des 2008)
Kerusakan karang di daerah rataan terumbu karang di Pantai Penyusuk, Bangka (Des 2008)
Kerusakan karang di daerah rataan terumbu karang di Pantai Penyusuk, Bangka (Des 2008)
Karang Acropora di Pulau Putri, Bangka (Des 2008)
Karang Acropora di Pulau Putri, Bangka (Des 2008)
Karang A formosa yang telah dipasang tanda nomor, selanjutnya akan dihitung kembali pada tahun berikutnya. Pengukuran tinggi karang di Batu Putih, Sungailiat, Bangka (Okt 2008)
Karang A formosa yang telah dipasang tanda nomor, selanjutnya akan dihitung kembali pada tahun berikutnya. Pengukuran tinggi karang di Batu Putih, Sungailiat, Bangka (Okt 2008)
Terumbu karang Pantai Penyusuk yang baik, Bangka (2008)
Terumbu karang Pantai Penyusuk yang baik, Bangka (2008)
Terumbu karang Pantai Penyusuk yang rusak, Bangka (2008)
Terumbu karang Pantai Penyusuk yang rusak, Bangka (2008)
Ikan badut (Amphiprion sp.) di anemone Ocellaris sp. di terumbu karang Pantai Teluk Limau Sungailiat, Bangka
Ikan badut (Amphiprion sp.) di anemone Ocellaris sp. di terumbu karang Pantai Teluk Limau Sungailiat, Bangka
Kerang besar di terumbu karang Pantai Teluk Limau Sungailiat, Bangka
Kerang besar di terumbu karang Pantai Teluk Limau Sungailiat, Bangka
Terumbu karang yang baik Pantai Teluk Limau Sungailiat, Bangka
Terumbu karang yang baik Pantai Teluk Limau Sungailiat, Bangka
Terumbu Karang di sekitar Pulau Semujur Bangka Belitung
Terumbu Karang yang baik di sekitar Pulau Semujur Bangka Belitung
Terumbu karang (coral reef), padang lamun (seagrass bed), bulu babi (diaderma sp.), dan makro alga di pulau Ketawai, Bangka, yang kurang baik
Terumbu karang (coral reef), padang lamun (seagrass bed), bulu babi (diaderma sp.), dan makro alga di pulau Ketawai, Bangka, yang kurang baik
Terumbu karang sebelah barat Karang Kering Sungailiat Bangka, tampak ikan ekor kuning, Tridacna (Kerang raksasa) dan Diadema (Bulu babi)
Terumbu karang sebelah barat Karang Kering Sungailiat Bangka, tampak ikan ekor kuning, Tridacna (Kerang raksasa) dan Diadema (Bulu babi)
Terumbu karang sebelah timur Karang Kering, Sungailiat, Bangka, didominasi oleh jenis karang branching
Terumbu karang sebelah timur Karang Kering, Sungailiat, Bangka, didominasi oleh jenis karang branching